WONOSOBO, suaralama.info – Gempuran aneka alat masak berbahan plastik dan alumunium membuat produk serupa dari bahan tembaga mulai ditinggalkan masyarakat.
Kondisi tersebut dirasakan dampaknya oleh Suparno, salah seorang perajin alat masak berbahan tembaga di RT 1 RW 2 Dusun Cawet, Kelurahan Surengede, Kecamatan Kertek, Wonosobo.
“Sekarang orang sudah beralih ke plastik dan alumunium. Usaha kami mulai sepi sekitar tahun 1995. Dulu produk kami jual sampai ke Parakan, Temanggung dan Magelang, paling laku ketika musim tanam tembakau,” tutur Suparno.
Lebih lanjut Suparno menceritakan dulu setiap rumah di Dusun Cawet memproduksi alat masak dari tembaga. Seperti dandang, ceret, kenceng hingga kendil. Tapi sekarang sudah jarang karena kalah dengan plastik dan alumunium
“Kalau saya sejak masih bujang sudah mulai bikin alat masak berbahan tembaga. Almarhum bapak berpesan supaya usaha ini diteruskan,” ungkap bapak tiga anak itu.
Suparno tak hanya membuat dandang saja, tetapi juga kenceng atau baskom tembaga, dan ceret.
“Bahan bakunya saya beli dengan harga Rp130 per kilo. Kalau sudah jadi dijual ke pasar, harganya macam-macam. Kalau dandang bisa djual Rp250 per kilo nya,” sambung dia.
Dijelaskan Suparno, bahan bakunya berasal dari kabel dinamo bekas, kemudian dibakar. Setelah itu mulai lah dipukul-pukul atau pandai, hingga membentuk jenis yang diinginkan.
“Kalau belum sampai memuai, ya belum selesai. Pokoknya harus sesuai dengan bentuknya. Kalau sudah jadi dilanjut dengan proses pencucian dan dibatik atau dipukul-pukul dengan palu khusus,” jelas dia.
Ono berharap, produk alat masak dari tembaga ini tetap ada meskipun di tengah modernisasi. “Ya katanya kalau masak pakai ini rasanya lebih enak,” tutup Suparno. (ang)