KESEHATAN, suaralama.info – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Terutama saat musim pancaroba atau peralihan musim kemarau ke musim hujan.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada minggu ke-36 di bulan September 2022, jumlah konfirmasi terpapar dengue di Indonesia mencapai 87.501 kasus. Sedangkan kasus kematian sebanyak 816 jiwa.
Melihat kondisi itu pemerintah mengambil sikap dengan menghadirkan Vaksin Dengue Tetravalen. Vaksin DBD garapan Takeda Asia-Pacific itu sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Vaksin Dengue Tetravalen mendukung upaya Pemerintah menuju zero dengue death pada 2030,” kata Head of Medical Affairs Takeda Asia-Pacific dr. Goh Choo Beng, dalam keterangan virtual, Senin (17/10).
Data dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa secara umum penyintas DBD paling banyak di kisaran usia 14-44 tahun, yaitu sebanyak 39,96 persen. Sementara untuk usia 5-14 tahun yakni 35,61 persen.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RS Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Erni Juwita Nelwan mengungkapkan DBD bisa menyebabkan kematian.
“Oleh karena itu, penting sekali seluruh lapisan masyarakat melakukan upaya pencegahan dengue, melalui 3M plus, hingga vaksinasi dengue,” kata dia.
Ada sejumlah gejala yang dirasakan saat terkena infeksi virus dengue. Diantaranya demam mendadak tinggi disertai sakit kepala dan linu atau nyeri pada otot dan tulang.
Apabila tidak segera dipastikan penyebabnya, maka dapat menyebabkan komplikasi seperti syok atau terjadi perdarahan.