YOGYAKARTA, suaralama.info – Salah satu penerima Andalan 2023 yakni teknologi tepat guna untuk warga Selopamioro, Bantul. Tim UAD mengembangkan teknologi tepat guna ”Pengembangan Instalasi Irigasi Tetes Otomatis Berbasis Internet of Things pada Lahan Kritis”. Mereka berusaha membantu daerah yang setiap musim kemarau selalu kesulitan air tersebut agar tanaman dapat tumbuh subur.
Dosen Pendamping Drs Hadi Sasongko MSi menuturkan program itu merupakan PPK Ormawa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Terapan. Ia berkomitmen mendampingi dan dan membimbing mahasiswa agar dapat memanfaatkan potensi dan menyelesaikan permasalahan masyarakat.
Ia memaparkan Selopamioro selama ini dikenal memiliki lahan kritis yang hanya dimanfaatkan saat musim hujan. Warga setempat kesulitan dalam menyirami tanaman karena ketiadaan air untuk irigasi selama musim kemarau. Sebagian warga yang berprofesi petani hanya menggunakan instalasi irigasi
tetes metode gravitasi. Kecuali tetes air, tim juga melakukan pengolahan limbah organik menjadi POC di Dusun Nawungan dan Nogosari.
”Kami terjun beberapa kali ke lokasi dan melakukan indentifikasi masalah. Setelah itu, tim mulai melakukan sosialisasi dan pendampingan program instalasi irigasi tetes, menjalin kerja sama dengan mitra serta melakukan monitoring,” ujar Hadi.
Warga Antusias
Setelah program berjalan, warga dan tim PPKO BEM FAST sepakat mengembangkan instalasi irigasi tetes otomatis berbasis IoT. Dampaknya, mereka dapat memanfaatkan lahan kritis pada musim kemarau dan penghujan. Warga sangat antusias dalam pengembangan instalasi irigasi tetes otomatis berbasis IoT karena mempermudah mereka memperoleh air untuk lahan pertaniannya.
”Tim dan warga bekerja sama memasang instalasi irigasi tetes otomatis berbasis IoT pada lahan kritis sehingga mereka bisa memperoleh air. Kami juga memasang listrik tenaga surga untuk menggerakkan berbagai fasilitas di sana, sebelumnya mereka tidak memiliki teknologi tersebut,” papar Hadi.
Ia menambahkan warga yang terlibat dalam pemanfaatan instalasi irigasi tetes berbasis IoT berjumlah 15 orang. Mereka yang terlibat secara langsung dalam pengolahan limbah organik menjadi POC juga sebanyak 15 petani. Total petani yang terlibat dalam pelaksanaan program ada 30 orang terdiri atas 15 dari Dusun Nawungan 1 dan 15 dari Dusun Nogosari.
”Warga merasakan manfaat teknologi tersebut dan mereka sangat puas serta lebih semangat mengolah lahan serta menanam tanaman buah,” tandasnya.